Halo sahabat bloggers. Disini, gue cuma mau berbagi opini gue ke kalian. Kenapa? Cukup ekstrim ya Judul postingan gue kali ini?
Ya tapi itulah pendapat gue tentang "Sekolah" dan sistem pendidikan di Indonesia. Maksud sekolah disitu tentunya khusus untuk sekolah-sekolah di Indonesia aja, bukan seluruh sekolah di dunia.
Sekolah, sejatinya merupakan tempat yang dikenal untuk kita belajar dan menimba ilmu. Tapi apa jadinya kalo sekolah di Indonesia malah berbalik berubah jadi penghambat cita-cita?
Semua bermula dari sistem pendidikannya yang masih kurang efisien dan berkesan semerawutan. Coba deh, kita sekarang ngomongin pelajaran sekolah yang ada di Indonesia dan berapa jumlah mata pelajaran yang "disematkan" di sekolah-sekolah?
Memang cukup banyak, berbeda dengan sekolah-sekolah luar yang memberikan pelajaran cukup sedikit, tidak sebanyak di Indonesia. Dan yang jadi pertanyaan, apakah mereka SEMUA berguna di masa depan kita? yang udah kita pelajarin banyak dan mati-matian itu?
Lalu... siapa yang gak kenal UN? hal yang sering menakuti sebagian besar siswa-siswi di Indonesia ini emang jadi "issue" paling besar bagi murid kaya kita. Banyaknya materi yang harus di pelajarin lagi, target kelulusan yang harus dicapai, dan yang paling sulit adalah... memprediksi apakah kita dapat melaksanakan UN pada hari-H dengan lancar dan tanpa halangan sedikitpun? seperti sakit dan lain lain?
Well, ini sebenernya emang taruhan yang cukup tidak adil ya menurut gue.. karena ada orang yang pinter, punya kompetisi, cuma gara-gara dia sakit (walaupun padahal dia udah jaga kesehatan mati-matian, tapi yang namanya musibah kan kita gak tau) terus gak masuk pas UN, akhirnya gak lulus. Sedangkan maaf, mungkin teman-temannya yang di sekolahnya jarang masuk, madol lah, dll pas di hari-H tinggal beli kunci jawaban dan nilainya nyaris perfect..? apakah itu adil ? gue rasa, si murid yang punya kompetisi tadi bakal sangat menanggung malu dan kesal gara-gara tidak lulus hanya karena terhalang sakit yang tidak pernah diinginkannya? padahal dia memiliki potensi lebih dan bisa mengerjakan jujur serta lebih baik daripada yang tinggal beli "kunci".
Campur tangan pemerintah pun terlalu banyak dalam sistem pendidikan di Indonesia, mereka kurang memberikan keleluasaan bagi murid untuk mengeksplor bakat mereka masing-masing di bidang yang disukainya. Pemerintah cuma mau tau pokoknya nilai lo harus bagus kalo mau lanjut ke jenjang selanjutnya, tanpa memperhatikan apakah anak itu benar-benar memahami proses dari apa yang udah dipelajarin. Inilah Indonesia.. Cuma ngasih pelajaran-pelajaran banyak., Kimia, Fisika, dll mending nunggu muridnya ngerti. Ulangan pun udah dijadwalin tanpa nunggu murid tersebut ngerti materi atau enggak. belum lagi kalo ada ulangan mata pelajaran lain.
INILAH kesalahannya, murid sekolah di Indonesia hanya dibiasakan untuk menghafal pelajaran-pelajaran demi mendapatkan nilai bagus untuk bisa lulus dan lanjut. Tanpa disadari, mereka tidak memiliki keahlian dan pemahaman. hanya "MENGHAFAL", karena memang itu tuntutan mereka.
Okelah, kalo anak-anaknya memang bercita-cita menjadi Juara Sains internasional, atau Guru Pelajaran Eksak, atau Profesor, Insinyur, dan sebagainya. Memang wajib bagi mereka mempelajari kejelimetan rumus-rumus di beberapa pelajaran eksak. TAPI BAGAIMANA dengan mereka yang bercita-cita menjadi Penyanyi, Seniman, atau yang lainnya sesuai dengan bakat dan keinginan mereka?
Gue rasa, pelajaran-pelajaran yang "sok" susah dan banyak kaya sekarang gak akan berguna tuh bagi mereka. Malahan, pelajaran itu nantinya membuat mereka stress dan bingung dalam menentukan pilihan. Gini deh.. okelah mereka pinter fisika, matematika, dll tapi apakah ketika dia belajar mati-matian, lalu lulus, dan dia menjadi penyanyi/seniman pelajaran eksak yang telah dia pelajarin itu berguna? enggak kan? cuma buat lulus aja kan? jadi apakah parameter seperti ujian nasional dan pelajaran sekolah yang banyak dan sulit itu cocok digunakan untuk menjaring tunas-tunas muda Indonesia yang bakatnya TIDAK HANYA di EKSAK?
Jawabannya tentu TIDAK
Hal ini dialami oleh gue sendiri, gue sangat suka dan mendalami bidang Seni Rupa dan Desain. Gue suka menggambar, dan mendesain. Beberapa prestasi sesuai bidang gue pun beberapa kali berhasil gue sabet. Tapi apa? mereka semua sia-sia! gabakal menunjang cita-cita gue kalo gue gak lulus nilai pelajaran-pelajaran sekolah yang begitu menjelimet dan menurut gue beberapa diantaranya gak penting sama sekali bagi masa depan gue. Gue berpikir, apabila gue udah dijuruskan sesuai keahlian gue dan berkonsentrasi disitu sedari dulu, tanpa diganggu oleh pelajaran-pelajaran yang sekarang jadi "sok" susah itu, Skill gue bisa bertambah dan cita-cita gue akan lebih mudah gue raih. Gue pun gak merasa was-was dengan UN dsb, karena emang keahlian gue ya di dunia seni ini, dan pelajaran lain bakal percuma karena gak ada hubungannya sama cita-cita gue. Dan gue pengen banget masuk ITB FSRD Jurusan DKV, kenapa tesnya gak pelajaran yang berhubungan dengan DKV aja seperti tes gambar, bakat, dan eksak seperlunya aja? bukannya percuma lo lolos tesnya tapi bidang lo dan keahlian lo bukan di DKV (Desain) ? sedangkan di luar sana ada orang yang bakat Desainnya lebih hebat tapi dia gak bisa menduduki kursi kelas DKV cuma gara-gara gak lolos tes masuknya? kan konyol dan gak adil.
TAPI, bukan berarti semua pelajaran gak berarti kecuali seni ya, beberapa keahlian seperti matematika dasar, bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, dll juga wajib dipelajarin guna menunjang cita-cita kita dan membantu dalam hal Interaksi nantinya. CUMAN, hanya DASAR nya aja plisss.. gausah sok ngejelimet. Jurusan di SMA juga dikit banget.. rata-rata kalo gak IPA ya IPS. Plis banget pak presiden, Indonesia emang punyanya Insinyur sama Sarjana Ekonomi doang? mereka juga punya AHLI LAIN! jangan disepelekan.
Intinya, semua yang kita pelajarin itu harusnya berguna bagi masa depan kan? bukan malah menjadi penghambat kita untuk mengejar cita-cita?
Kesimpulannya, tolonglah pemerintah Indonesia perbaikin sistem Pendidikan Indonesia yang masih sangat ancur dan berantakan ini. Gausah sok jejelin anak-anaknya pelajaran susah, toh diluar Negeri sana buktinya SDM nya lebih mapan daripada kita, padahal pelajaran gak banyak kaya kita. Kenapa? karena disana, mereka belajar hingga paham, tak ada target harus selesai Bab ini hari apa dll. Dan juga, Ekstrakurikuler serta pilihan kelas mereka sangatlah beragam, tidak hanya terbatas pada IPA dan IPS saja. Sehingga mereka bisa memantapkan keahlian mereka dan mengaplikasikannya untuk membangun masa depan mereka sendiri. tidak hanya MENG-HA-FAL! tapi mereka punya KE-AH-LI-AN yang didapat melalui tes bakat sejak dini dan mereka sudah dijuruskan untuk itu sedari usia dini.
Masih kurang percaya? gue kasih kasus. Ada seorang yang sangat lihai dalam bernyanyi, prestasi sudah banyak ia dapat dimana-mana. namun, Sekolahnya menuntut ia untuk terus belajar mencapai target nilai dan Lulus SAJA. Tanpa memberikan kesempatan untuknya sekedar latihan guna meningkatkan keahliannya. Hanya karena nilai UN (yang sebenarnya UN cuma berguna buat sekedar lulus, gak ada hubungannya sama peningkatan bakat nyanyinya) nya jelek, dia gak lulus. Padahal, apabila di sekolahnya ada kelas menyanyi (diselingi pelajaran eksak dasar yg sesuai dengan bidangnya) ia bisa lulus dengan sangat baik dan dia sangat dikenal sebagai penyanyi berbakat, dan tidak menutup kemungkinan dia mengharumkan nama Indonesia di Kancah Internasional melalui bakat menyanyinya yang telah ia asah terus-menerus. Tentunya hal ini sangat disayangkan, Indonesia akan banyak kehilangan tunas muda berbakat cuma gara-gara sistem pendidikan yang masih berantakan dan masih diberlakukannya sistem UN.
Terakhir, contoh yang paling gampang dilihat. Indonesia banyak tuh sarjana pinter, lulusan teknik kimia, fisika, atau sarjana lain deh. tapi pengangguran. Sedangkan orang luar sana, pelajaran sedikit, tapi keahlian dan karirnya bisa mendunia. Coba, telaah sendiri.. kita salah dimana?
Tolong ya Pemerintah, gue ngasih solusi alangkah lebih baik teliti lagi bakat anak-anak muda yang ada di Indonesia, mereka semata-mata hidup untuk menggapai cita-cita sesuai bakat dan kemampuan mereka, serta menikmati dan mengaplikasikan proses dari hasil apa yang telah mereka kuasai, bukan yang mereka hafal dan dilupakan begitu saja. Keahlian mereka ada yang mencolok dibidang olahraga, seni, dan lain lain tidak hanya terbatas pada eksak saja. Dan JANGAN PERNAH SIA-SIAKAN MEREKA, karna anda tidak pernah tau suatu saat mereka bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia kelak. Deteksilah bakat mereka dan arahkan mereka sedari dini dengan memperbanyak ragam kelas dan jenis pelajaran sesuai bidang mereka, bukan memperbanyak dan mempersulit pelajaran yang sesungguhnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan cita-cita mereka. Dengan begitu, keahlian mereka akan terasah dan siap bersaing mempertaruhkan nama Bangsa Indonesia di Dunia Internasional dengan segudang keahlian mereka, bukan menghasilkan bangsa yang hanya pandai MENGHAFAL.
Sekali lagi gue tegaskan, gue bukan menganggap remeh pelajaran sekolah. Hanya saja, gue pikir ini semua terlalu banyak dan Lebay. Bukannya pandai konsep, malah pandai afalan. Solusi: Kurangin porsinya, pusatkan pada pelajaran eksak dasar yang berguna di keseharian seperti matematika dasar dsb.
Ini Opini dari gue, apabila ada kesalahan... gue mohon dimaafkan dan silahkan dikoreksi :D
0 Comments:
Posting Komentar