Hai, udah lama gak ngepost nih. Udah pada tau kan hari ini gue mau ngepost apa?
ya betul, tentang pelaksanaan UN 2014 yang secara mengagetkan menggunakan Soal-soal standar internasional.

Wow.

Sebenernya biasa aja sih. Eits tunggu! itu bukan berarti gue bisa mengerjakan soal-soal dengan baik dan benar SEMUA-nya ya. ini akan gue jabarin beberapa penjelasan gue dan kekecewaan gue terhadap soal-soal UN Tahun ini.

Ya, berita itu datang 1 hari saat pelaksanaan UN dimulai. Gue sih stucknya di matematika. Dan gue bener-bener kecewa kenapa gue gak bisa! kenapa???

Padahal gue sering berlatih soal-soal sedari dini. berbagai tipe soal gue kerjakan bersama teman-teman sampe berulang kali. gue pun ikut bimbel dan sering konsultasi apabila ada kesulitan di soal-soal. Dan ini juga terbukti, saat gue kerjain ulang try out dan nyocokin kunci jawaban. Gue dan temen-temen gue nilainya cukup memuaskan. Bahkan kami berani mematok nilai tinggi untuk UN kami, yaitu 8,75 ada yang 9,5 bahkan 100.

Tapi kenapa gue bisa mengalami kesusahan dalam mengerjakan soal, terutama soal Matematika?

Salah satu alasannya adalah kaget terhadap tipe-tipe soal yang belum pernah sama sekali gue temuin di try out. Emang sih, soal-soal itu sesuai dengan SKL tapi kalo diperhatikan ini jauh berbeda. Dan yang perlu dicamkan sama lo semua, cara belajar yang umumnya kita pakai adalah cara belajar efektif. Apa maksudnya? yaitu BELAJAR SESUAI APA DENGAN YANG INGIN DIKELUARKAN SAAT UN alias tipe soal apa aja sih yg bakal keluar di UN. Sekarang gue tanya deh, lo angkatan tahun kemarin atau kapan lah. Belajarnya darimana? gue yakin sebagian besar bakal jawab "Dari soal-soal try out dan soal-soal prediksi UN" karena memang kita dikasih tau tipe soal yang bakalan keluar itu. So, ngapain repot-repot juga belajar bab yg lain? toh yang keluar kaya gitu. Itulah cara belajar yang sebagian diterapkan anak-anak, dan rasanya emang gak mungkin juga kita nguasain semua BAB disebabkan kita gak cuma mempelajari mtk saja, atau mempelajari kimia saja. Dan rata-rata, kaka kelas gue juga bilang gitu, mereka pelajarin bentuk-bentuk soal yang emang bakalan dikeluarin di UN. Dan hasilnya? emang bagus-bagus, sebagian besar rata-ratanya 8 keatas (Disini gue gak membicarakan yang dapet bocoran ya). Kenapa bisa begitu, itu karena bab yang dipelajari TEPAT SASARAN sehingga hasilnya pun bagus.

Sekarang kita tengok ke kasus UN 2014. Misal gue dan temen-temen gue mempelajari bab vektor. biasanya bentuk soal yang bakalan keluar adalah disuruh mencari nilai sudut dari suatu segitiga yg diketahui vektornya. Dan memang dalam beberapa kali try out, tipe soal macam itulah yang kita temuin. Tapi pas UN apa?????? BUKAN ITU BROO YANG KELUAR T_T. Kenapa gue tiba-tiba jadi merasa latihan dan kerja keras gue selama ini sia-sia? alhasil dari 40 soal gue cuma bisa sekitar 29 soal. Itupun gak cuma gue, temen gue yang emang udah dikenal "Pakar" mtk pun sempet mengeluh kesusahan. Jadi apakah ini membuktikan bahwa letak kesalahan terletak pada KAMI, angkatan 2014 yang tidak belajar dengan tekun?

Dan gue rasa, gak sedikit juga yang bisa mengerjakan dengan lancar. Mungkin memang itu disebabkan memang tenaga pengajarnya yang sudah memadai dan memang mungkin anak itu udah diberikan "Bakat Alami" oleh Tuhan berupa kepiawaian menghitung. Tapi bagaimana dengan kita yang sekolah di sekolah yang biasa-biasa aja? kemampuannya biasa saja? pengajar yang biasa aja? dan fasilitas yang biasa aja? lalu bagaimana teman-teman yang kurang beruntung yang berada di pelosok sana? yang bahkan (mungkin) belum mempunyai tenaga pegajar yang memadai? sedangkan, yang diujikan adalah berstandar Nasional (maaf, maksudnya Internasional) yang artinya se-Indonesia SKL nya sama semua. apakah adil? emangnya seluruh Indonesia isinya pakar mtk ya pak mentri?

Dan gue juga sempet bertanya kepada angkatan tahun 2013

G: "Kak tahun kemarin tuh soal yang keluar gimana sih? lalu kakak belajar dari mana aja?"
D: "Ya biasa sih, dari Try Out2 DKI, dan emang soalnya sesuai kok banyak yang keluar. tipe-tipe soalnya juga sama"

Dan hal ini merambat ke twitter, banyak anak SMA yang merasa keberatan dengan "mendadaknya" soal tipe begini tanpa sosialisasi sebelumnya. Daaan! TWEET GUE NYANGKUT KAWAN-KAWAN WAKAKAK. Ya, twitter dengan username @uyasuur. Itu gue. Kenapa gue ngetweet begitu? karena, gue pengen ngasih saran ke pak Nuh kalo buat soal lain kali diperhatikan lagi. Gue juga sedikit lebay ya haha.. maksudnya "olimpiade" disitu adalah soal-soal yang menurut "kita" angkatan 2014 cukup sulit dan asing. harusnya pak nuh tau gak semua orang di Indonesia itu diberi kecerdasan penalaran. Dan gue juga perasaan ngasih saran cuma tweet satu itu aja kok -__- JADI MASIH BERANI JUDGE GUE GENERASI TUKANG NGELUH? PERLU NIH GUE SCAN RAPOT DAN SERTIFIKAT LOMBA-LOMBA GUE DAN TEMEN-TEMEN GUE JUGA??? wong gue cuma menyampaikan aspirasi kok, ini cara gue.


dan beritanya bisa dibaca di: sini

Nah, ini nih. Pernyataan ini yang menurut gue tidak sesuai sama pernyataan menteri pendidikan kita, M.Nuh yang dalam kicauan twitternya berkata "Setiap tahun memang selalu ada peningkatan kesulitan soal". Tapi kata kaka kelas gue? sama aja tuh tipenya, bahkan kata dia bisa aja dia dapet 100 kalo lebih teliti karena memang tipe soal yang keluar sesuai dengan apa yang ada di kisi-kisi dan semua try out. Lalu maksud pernyataan Pak M.Nuh itu apa? gue gak ngerti, cuma dia yang ngerti.

Dan gue mau konfirmasi, gue cukup sakit hati mendengar komentar orang-orang yang berkata dan berkomentar:




Dan berbagai persepsi negatif lainnya. Siapa sih yang gak sakit hati? jujur gue sebagai anak yang bisa dibilang cukup tekun dalam belajar, berlatih, dan aktif dalam kegiatan sekolah dan sering memenangi beberapa kejuaraan, serta punya cita cita tinggi sangat sakit hati mendengarnya. Kami, angkatan 2014, sama seperti kalian, punya cita-cita dan kami berjuang mati-matian dalam mengerjakan soal. ya mungkin kami tidak ahli di matematika, atau kimia, atau fisika. Tapi kami ahli di bidang lain. Dan yang peru diingat, KAMI BUKAN GENERASI PEMALAS. Kami mengeluh di twitter semata-mata untuk memberikan saran dan menyadarkan M.Nuh atas apa yang kami alami. Kalau kami hanya diam membisu. Mau sistem amburadulnya diterapkan ke tahun-tahun selanjutnya? saya rasa kalian pada nggak mau.

Dan ada beberapa pertanyaan yang saya ingin ajukan ke orang-orang yang memberikan persepsi negatif tentang kami, angkatan 2014:

1. Kalian bilang kami generasi payah. berarti kalian generasi yang berhasil dong? coba sebutin dong kontribusi yang udah kalian sumbang ke negara apa?  dalam bentuk apa? udah bisa kita rasain sekarang belom?

2. Nilai UN nya berapa sih kak? 100 semua ya? wah hebat :D terus pernah diliput TV apa aja kak?

3. Emang kakak udah berhasil meraih cita-citanya sekarang? sebutin dong apa! kalo udah salut deh :D

4. Emang kalian waktu SMA belajarnya gimana sih? gak main gitu ya ngurung diri tiap detiknya baca ngafalin buku. gak makan kak? gak shalat? gak pernah main sama temen-temen? ansos dong :(

5. Terus kakak-kakak sekalian pernah dapet beasiswa gitu ga? PASTI PERNAH DONG! wong kata kakak kita lebih bego dari kakak pasti kakak jauuuuuh lebih jenius dari kita dong. pernah dapet beasiswa ke negara mana aja kak?

6. Prestasi apa aja sih yang kakak pernah raih? tingkat apa? pasti Internasional dong :D terus pernah masuk LIPI gak? di Indonesia udah pernah dipatenkan untuk apa?

7. Ohiya terus itu yang bilang "dikerasin guru dikit lapor polisi" coba dong kasih liat link beritanya? anak SMA bukan tuh? itumah anak SD kali :D

Coba dong jawab, gue mau tau yang bilang kita bego tuh orangnya sehebat apa sih. biar kita contoh cara belajarnya, kan kita juga mau sukses.

Ohiya kesimpulannya. Buat Pak Menteri. Tolong dong, kalo mau mengadopsi soal-soal internasional seperti PISA:

1. Sosialisasikan jauh-jauh hari pak, biar kita para pelajar bisa mempersiapkan semua bab secara TEPAT SASARAN. berhubung gak semua anak punya kemampuan menghafal yang kuat. kita menyanggupi kok pak soal kaya apapun, seperti yang bapak bilang "Siswa yang tekun pasti bisa mengerjakan soal walaupun dirasa sulit". Sanggup kok pak, saya yakin niat bapak tulus untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Tapi apalah gunanya kalo latihan yang bapak berikan selama ini gak tepat sasaran? sama saja boong kan?

2. Kalau mau menaikan tingkat kesulitan soal pak, perbaiki dulu sarana pendukung pembelajaran secara merata di seantero Indonesia  pak seperti fasilitas dan tenaga pengajar yang memadai. Ratakan dulu pendidikan di negeri kita pak. Kasian kan pak anak-anak pelosok dijejelin soal-soal inter? wong yang dikota yang belajarnya tekun aja kesusahan kok pak. Kalo sektor ini sudah berhasil, baru deh bapak boleh menaikkan taraf kesulitan soal-soal karena sudah sepadan dengan tenaga pendidik yang baik :D

3. Kalau memang niatnya untuk diuji coba, kenapa bapak masukkan UN sebagai bahan pertimbangan SNMPTN? beginikah cara dan prosedur yang benar? pernahkah bapak melihat ilmuwan langsung menyuntikan serum percobaan ke manusia? apakah etis kalau serum tsb belum "fix" dan berdampak buruk bagi manusia langsung disuntikkan begitu saja? oh tentu tidak, sebelum matang, serum tsb diujicobakan dulu ke tikus percobaan. OH... jadi kita tikus percobaannya bapak dong?

Tolong didengarkan ya pak. Dan buat orang-orang yang menjudge kita orang-orang / generasi yang sudah kacau. Kami minta maaf, tapi inilah cara kami meluapkan aspirasi dan kami rasa kami sudah berjuang mati-matian sesuai kemampuan dan keistimewaan yang kami miliki masing-masing. Kami juga mau sukses, kami juga tahu kok apa itu kerja keras, kami tahu kok apa akibat dari malas belajar. Maka dari itu, selama ini kami belajar. Kami selalu memanfaatkan waktu sekolah kami sebaik mungkin. Tapi memang, apa yang kami pelajari tidak tepat sasaran. Makannya sebagian dari kami ada yang bereaksi. Ini semata-mata demi kebaikan negeri ini juga.

Dan buat kita angkatan 2014, gue tau kita tegar kok buat menghadapi semuanya! kita bisa kok! Kita buktikan ke Pak Menteri. Mungkin yang dikatakan orang yang menjudge generasi kita adalah generasi kacau ada benarnya juga, MUNGKIN YA. Tapi mari sama-sama kita buktikan, KITA GAK SEKACAU YANG MEREKA PIKIR! Ayo kawan-kawan 2014. Tunjukkan! kita lebih baik dari mereka! mereka boleh menertawai kita, tapi mari kita tunjukkan bahwa mereka tidak berhak meremehkan kita!

Dan gue tekankan, maksud gue disini hanya mau meluruskan kalo apa yang kita alami itu gak sama dengan apa yang dulu senior-senior kami alami. Kami tidak minta pemakluman dari kalian, karena kami bukan anak cengeng yang ingin dimanja. kami hanya ingin dianggap generasi penerus bangsa yang masih patut diperhitungkan! bukan untuk dijelek-jelekan! dan gue gak beralasan blablabla untuk memperkuat keluhan gue. gue mau kasih tau, ini loh yang kita alami sebenarnya.

Ohiya, berhubung udah mau SBMPTN, yuk mari kita belajar! jangan sampai menyesal! kalo gue pribadi sih udah mencicil dari semester satu. gimana dengan persiapan kalian?

Kita ketemu lagi ya di kampus yang kita impikan! AMIN! :)

SUKSES 2014!

Hello kawan! udah lama banget nih gak ngepost.... gue udah kangen banget sama blog ini. Biasalah, sekarang gue udah kelas 12. And you'll know what I mean! sibuk banget. Setiap nafas yang gue hembuskan tiap detik seakan-akan cuma buat ngerjain soal try out. Well, terus berjuang aja deh!

Oke kali ini gue mau bahas tentang nama panggilan. Panggilan siapa? ya gue lah! masa lo, siapa elo *nunjuk nunjuk*

Gue punya banyak banget nama panggilan. panggilan dari keluarga, kerabat, ataupun temen-temen sekolah. Sejarahnya juga macem-macem, dan beberapa diantaranya bahkan gue kaga ngerti kenapa bisa tercipta nama macem begitu. Oke, enough basa basinya. langsung aja deh! ini dia nama-nama panggilan gue:



1. SURYA

Nah ini sih standar. Tapi ini yang terbaik! surya itu artinya matahari, diharapkan gue bisa menyinari dunia saat gue dewasa *ASLAY* , mungkin karena matahari juga panasnya banget banget, makannya gue emosian. iya kali ya... eh tau deh. Nama panggilan ini berasal dari nama lengkap gue "Surya Harta Adi". Nama ini biasanya dipake sama kalangan temen-temen sekolah yang baru kenal gue maupun yang udah kenal lumayan lama.



2. YUR

Gak ngerti lagi kenapa nama ini bisa tercipta. Yang nyiptain ini siapa lagi kalo bukan si Ni Putu Adelia, si Jelita Bali dari kelasan gue. Dulu awal mulanya waktu gue smp kelas 9. Mungkin dia mau manggil gue sur kali ya, tapi mungkin bibirnya kesurupan arwah penasaran atau gimana jadi kepeleset yur. Kacau sudah, nama udah diciptain jadi bagus dipanggilnya "yur". lalu merembetlah nama ini ke antero teman seper kursusan gue dulu, akhirnya dipersimple jadi "sayur". OMFG -_- Jadi kalo mereka manggil gue pada teriak "YUR!" "YUR!". dalem hati gue jawab "Sawinya abis, mpok. tinggal bayem" *lanjut dorong gerobak*



3. UYA

Ini nih, nama yang cukup kontroversial (gak juga sih) karna dari nama ini muncul cabang nama uya lain yang di imbuhi oleh embel-embel lainnya. Nama ini berawal dari waktu gue masih kecil, kata ibu gue sih ini gue sendiri yang nyiptain gara-gara waktu kecil kan gue belom bisa ngomong s atau r terlalu jelas makannya manggilnya "uya". Yang manggil nama ini biasanya keluarga gue atau tetangga di sekitar rumah gue. Mereka kenal gue dari kecil, makannya kalo cari alamat rumah gue jangan pake nama Surya. Mereka gak akan kenal! taunya Uya, Uya, dan Uya. Temen-temen yang udah kenal gue dari kecil juga biasanya manggil gue Uya. Ya, tapi gue suka banget sama nick name ini. Nama ini cukup menenggelamkan aura ke “jutek” an gue ketika orang pertama kali liat gue. IYA! Kebanyakan orang-orang kalo belom kenal sama gue pada bilang gue judes atau jutek. Mungkin karena alis gue yang tebel dan bentuk tengkorak kepala gue yang agak tegas. Dan rambut-rambut lebat yang lumayan menutupi tangan, dan kaki beserta jari-jarinya. Maklum ada sedikit darah padang-arab dari Bapak gue. Tapi itu semua tertolong oleh nama “UYA” ! This is how the name works:

#ILUSTRASI

A : “Eh itu cowok yang itu namanya siapa?” *nunjuknunjukgue*
B: “Ohhh.. itu… itu mah si Uya”
A: “. . . . . . . . . . .” *unyu banget*

Dan nama ini biasanya jadi bahan becandaan anak-anak kelasan gue di sekolah. Ada cara unik untuk memanggil nama gue ini kalo dikelas. Pelopornya adalah temen gue, si Wildanu dan Sastria, si duo biji terong dari Ipa3. Caranya, sebut nama gue pake suara bernada tinggi (biasanya gue sebut dengan suara-suara bodoh atau suara nyingnying) dan pertebal penyebutan huruf  Y “kalo perlu tambahin huruf I”, lalu sebut sambil tereak dan agak lama. Jadi akan berbunyi “Uuuiiiyyyyyaaak” (bayangin aja ramenya kaya apa kalo mereka nyebutnya sambil saut-sautan di kelas udah kaya kodok kawin).




3. UYASUUR

Oke, fine! Ini agak aneh dan mungkin awkward bagi sebagian orang. Nama ini muncul gara-gara kebosenan gue pake username twitter yang itu-itu aja. Akhirnya gue memutuskan untuk memakai username dengan nama ini. Gabungan dari dua nama panggilan “Uya” dan “Sur”. Dorongan ini juga muncul karena mupeng gitu liat username temen-temen gue yang unik kalo digabung sama kata-kata lain. Contohnya temen gue yang namanya Louis, dia pake username @hellouis. Bagus gitu kan? Unik pula. Adalagi temen gue yang namanya Andri, Usernamenya @ndrindrendro. Belom ada yang punyak! Pertama gue sempet bingung, gamungkin kan nama Username gue jadi @hellosur@helloya@hellouy@hellosurapakabar atau @hellouymasihjombloaje (ini sebenernya kolom buat nulis diary atau ganti nama twitter sih -_-). Atau @SarSirSur@AyIyUy ß (ini jiji banget parah). Akhirnya terbesitlah nama @uyasur, dan ternyata ada yg pake nama itu! Shit! Akhirnya gue tambahin jumlah hurufnya jadi @uyasuur. Nah, gara-gara nih nama, temen sekolah gue manggil dengan sebutan “uyasur”. Gak tau bagaimana sampailah ke telinga Wildanu si manusia unik nan berisik pangkat recet. Tapi, bedanya dia manggil nama ini dengan logatnya sendiri. Dengan suara yang terdengar kaya nyingnying lalu mulai bersuara “Uya…. Syuuuuuuuuur” (Sambil tereak dan memperlihatkan muka dungunya). Setelah “uya” ada jedanya, dan nyebut “Syur” dengan panjang pake Mad Wajib Muthasil. Abis itu, nongol lah celetukan lainnya.. “Eh Uya.. Syuuuur.. suka foto syur ya?”. Oke, fine………….. ternyata gak sedikit orang yang berfantasi tentang gue *eh.



4. UYACUY

NAH! ININIH! Nama terakhir sekaligus paling gue bingungin, paling kontroversial pula. Nama ini nongol dengan sebegitu gampangnya kaya bulu ketek. Gangerti ya, gaada angin gaada badai, tiba-tiba temen gue yang cukup sosialita bernama Rahmawati atau biasa dipanggil bala manggil gue dengan sebutan itu! Gue inget banget nama ini tercipta waktu gue lagi konsul kimia di tempat les

Rahma  : “Eh nanya yang ini deh..” *nunjuk soal*
Gue       : “Yang mana?”
Rahma  : “Yang ini loh UyaCuy..”
Gue       : *apaan lagi nih……………*

Okeh, Thanks ya Rahma. Ide bagus untuk ganti username twitter gue jadi uyacuy!

Well, itulah nama-nama panggilan gue. Sebenernya temen gue ada juga yang punya nama panggilan jauh banget gitu dari nama aslinya. Contohnya adalah Alvian Chandra, biasa dipanggil “Conge” atau “engeek”. Gangerti lagi deh, lagi ngetren kali ye. Okedeh, buat kalian yang belum kenal, salam kenal dan silahkan! Tertarik panggil gue dengan nama yang mana? Atau mungkin mau menciptakan yang baru lagi? :p



Popular Posts